Sabtu, 17 Maret 2018

Perkembangan Emosi

 Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada sesuatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Adapun perasaan adalah pengalaman disadari yang diaktifkan oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
 Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara emosi dengan tingkah laku yaitu: 
1. Teori sentral, 
2. Teori peripheral, 
3. Teori kepribadian, 
4. Teori kedaruratan emosi. 
  Adapun cirri orang berpikir emosional adalah selalu merespon cepat tetapi ceroboh, mendahulukan perasaan baru kemudia pikiran, memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik, masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang dan realitas yang ditentukan oleh keadaan.

     Karakteristik perkembangan emosi remaja sejalan dengan perkembangan masa remaja itu sendiri, yakni sebagai berikut:
   Perubahan fisik tahap awal pada periode pra-remaja disertai sifat kepekaan terhadap rangsang-rangsang dari luar menyebabkan respon menjadi berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang dan bahkan meledak-ledak.
    Perubahan fisik yang semakin jelas pada periode remaja awal pada periode remaja awal menyebabkan mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula merasa terasing, kurang perhatian orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya.
   Periode remaja tengah sudah semakin  menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat dipegang teguh sehingga jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat yang menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui menyebabkan remaja seringkali secara emosional ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang merak anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya.
   Periode remaja akhir mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran sikap, dan perilaku yang semakin dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga menjadi semakin lebih bagus dan lancar keran mereka sudah semakin memiliki  kebebasan serta emosinya pun mulai stabil.
   Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah: 
1. Perubahan kasmani, 
2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua, 
3. Perubahan interaksi denagn teman sebaya, 
4. Perubahan pandangan luar dan 
5. Perubahan interaksi dengan sekolah.
  Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi remaja agar berkembang kea rah kecerdasan emosional antara lain dengan belajar mengembangkan: 1. Keterampilan emosional, 
2. Keterampilan kognitif, dan 
3. Keterampilan perilaku.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar