Sabtu, 17 Maret 2018

PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan menentukan keberhasilan mereka di sekolah. Perkembangan kognitif berpengaruh luas, karean terkait cara individu tersebut mencari, menyerap dan menggunakan informasi sebagai bagian dari proses pembelajaran.Perkembangan kemampuan kognisi individu berkembang sesuai dengan tahap perkembangan yang pada setiap fasenya memiliki karakteristik tertentu. Guru sebagai tenaga kependidikan perlu memiliki pemahaman yang mendalam mengenai perkembangan kognitif peserta didiknya. Sehingga, guru dapat memberikan pelayanan dalam segala kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya.

Menurut Khiyarusoleh (2016:4) kognitif berasal dari kata cognition yang memiliki padanan kata knowing (mengetahui). Berdasarkan akar teoritis yang dibangun oleh Piaget, beberapa penulis mendefinisikan kognisi dengan redaksi yang berbeda-beda, namun pada dasarnya sama, yaitu aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Neisser dalam Morgan, et al. (Melly Latifah, 2008), mendefinisikan kognisi sebagai proses berpikir dimana informasi dari pancaindera ditransformasi, direduksi, dielaborasi, diperbaiki, dan digunakan.

Perkembangan peikiran peserta didik dapat dibagi 2, yaitu:
a. Perkembangan Formal
  Perkembangan formal merupakan perkembangan fungsi-fungsi piker atau alat-alat pikir anak untuk dapat menyerap, menimbang, memutuskan, menguraikan dan lain-lain. Contoh sistematika berpikir, teknik pengambilan keputusan.
b. Perkembangan Material
      Perkembangan jumlah pengetahuan untuk dapat menilai dan dikuasainya. Contoh : penguasaan tentang angka-angka, pendapat, teori-teori dan sebagainya.

       Secara ringkas, teori Piaget menjelaskan bahwa selama perkembangannya, manusia mengalami perubahan-perubahan dalam struktur berfikir, yaitu semakin terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap sebelumnya. Perkembangan yang terjadi melalui tahap-tahap tersebut disebabkan oleh empat faktor: kematangan fisik, pengalaman dengan objek-objek fisik, pengalaman sosial, dan ekuilibrasi (Khiyarusoleh, 2016:7).

     Teori Piaget juga menyatakan bahwa belajar akan berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Peserta didik hendaknya melakukan eksperimen dengan objek fisik dan diberi stimulus dari guru, baik berupa pertanyaan maupun interaksi dengan teman dan lingkungan. 
Berikut ini teori perkembangan kognitif menuru piaget:
Sensori motoris
Dalam teori ini dibagi lagi menjadi beberapa tahap berdasarkan umur anak tersebut, yaitu:
  • Umur 0-1 bulan
  • Umur 1-4 bulan
  • Umur 4-8 bulan
  • Umur 8-12 bulan
  • Umur 12-18 bulan
  • Umur 18-24 bulan
Dalam masing-masing tahap tersebut mempunyai langkah atau proses untuk berkembangnya kognitif seseorang. Seperti, paham mengenai perlakuan terhadap suatu benda, benda tetap dianggap ada meskipun benda tersebut terkadang tidak ada, mencoba, meniru, mengingat, dan berpikir dengan simbol sederhana.

Pra-operasionalU
Dalam Pra-operasional anak-anak dianggap mampu meyimpan kata-kata serta menggunakannya,belajar bahasa (membaca dan menyanyi). Pada tahap ini anak-anak cenderung belajar intuisi yaitu dengan berbicara semaunya. Anak-anak akan bersifat egosentris yaitu menganggap dirinya yang paling benar.

Operasional Konkret
Dalam tahap ini seorang individu akan menyesuaikan diri dengan relaitanya (lingkungan) dan muncullah rasa ingin tahu dalam dirinya. Sifat egosentris yang ada pada tahap pra-operasional menurun. Di masa ini pula individu dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan pikiran orang lain.

Operasional formal
Pada tahap ini individu mampu berpikir logis dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Individu akan berkembang dalam aspek perasaan dan moral serta memiliki permikiran yang formal. Berpikir formal dalam arti dapat menganalisis secara kombinasi dan bekerja dengan efektif dan sistematis. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif suatu individu adalah hereditas dan lingkungan. Adapun 2 pendapat yang bertentangan, yaitu menurut psikometriradikal dan menurut pedagogis radikal. Menurut psikometriradikal hereditas berpangaruh sebanyak 90 % dan 10%-nya adalah lingkungan. Artinya jika individu terlahir dari orang tua yang memilki kecerdasan yang bagus maka individu tersebut akan memiliki kecerdasan yang bagus pula. Sedangkan menurut pedagodis radikal hereditas hanya berpengaruh 10% dan 90%-nya adalah lingkungan. Lingkungan termasuk pendidikan yang lebig berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak.

     Hubungan kecerdasan individu dengan tingkah laku ada dua yaitu akomodasi dan asimilasi. Akomodasi adalah menerima pengetahuan baru sedangkan asimilasi adalah menyesuaikan pengetahuan baru ayng telah didapat dengan lingkungan sekitarnya.

    Menurut Khiyarusoleh (2016:1) bahwa Implikasi teori Piaget dalam proses pendidikan adalah membantu para pendidik untuk memahami tahap dan karakteristik perkembangan kognitif peserta didik sehingga membantu pendidik untuk menentukan tingkat kognitif peserta didik dan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif para peserta didik.

    Upaya untuk membantu perkembangan intelek peserta didik adalah (a) pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat; (b) pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain; (c) pendidik mampu berempati, yakni memahami pemikiran, perasaa, dan perilaku peserta didik dan dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.



Note: adapun tugas pendidik (guru) adalah membantu siswa mengembangkan kognitif yang ada dalam diri siswa. Cara guru meningkatkan kognitif siswa dapat berupa memberikan simulasi mengenai suatu konsep dasar dan memberikan soal-soal yang dapat menjadi pemicu siswa semakin menyukai mata pelajaran yang ditempuhnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar