Strategi Belajar Mengajar Fisika
" Pendekatan Kontesktual dan Pendekatan Saintifik"
" Pendekatan Kontesktual dan Pendekatan Saintifik"
1. Pengertian Pendekatan
Sudut pandang siwa pendekatan adalah dari siswa, cara siswa memahami sesuatu. Sudut pandang guru adalah metode yang digunakan guru agar siswa mampu menangkap apa yang dimaksud oleh guru.
2. Pendekatan Kontekstual
Pembelajaran
kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
-
Karakteristik Pembelajaran Berbasis CTL1 Kerja sama2 Saling menunjang3 Menyenangkan, Tidak membosankan4 Belajar dengan bergairah5 Pembelajaran terintegrasi6 Menggunakan berbagai sumber7 Siswa aktif8 Sharing dengan teman9 Siswa kritis guru kreatif10 Dinding kelas & lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dll.11 Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dll.
Tujuh komponen utama pembelajaran
yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivism), merupakan
landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan
yang dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta,
konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus
mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa
perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi
dirinya, dan mengkontruksi pengetahuan di benak mereka sendiri.
b. Menemukan (Inquiry), merupakan bagian inti
dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang
merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan hasil menemukan
sendiri.
c. Bertanya (Questioning),
merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran
dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian
penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali
informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan
perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
d. Masyarakat
belajar (Learning community), konsep ini menyarankan agar hasil
pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL,
guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok
belajar. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen.
e. Pemodelan (Modeling), maksudnya dalam
sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa
ditiru. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model.
Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Siswa dapat ditunjuk untuk
memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.
f. Refleksi (Reflection), adalah cara berpikir
tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang
sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap
kejadian, aktivitas, atau penegetahuan yang baru diterima.
g.Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment),
merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran
perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui
oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan
benar. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) dilaksanakan selama dan
sesudah kegiatan pembelajaran.
3. Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang wajib digunakan pada
pembelajaran di Sekolah, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah,
berdasarkan aturan Kurikulum 2013. Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung
oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik
merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses
pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya
Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam
pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning).
Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik
- mengamati;
- menanya;
- mengumpulkan informasi/eksperimen;
- mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
- mengkomunikasikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar