Minggu, 18 Maret 2018

Perkembangan Bakat

      Bakat adalah kemampuan terhadap sesuatu yang menunjukkan kemampuan di atas rata-rata yang telah ada pada diri kita secara alamiah dan perlu dilatih untuk mencapai hasil yang maksimal. Bakat bukanlah sifat tunggal, melainkan merupakan sekelompok sifat yang  secara bertingkat membentuk bakat. Bakat baru muncul bila ada kesempatan untuk berkembang atau dikembangkan. Sehingga mungkin saja seseorang tidak mengetahui dan mengembangkan bakatnya sehingga akan menjadi kemampuan yang latent.

 
      Bakat khusus disebut "talent", sedangkan bakat umu (intelektual) disebut "gifted". oleh karena itu, anak yang memiliki bakat khusus menonjol sering disebut dengan "talented children", sedangkan anak yang memiliki bakat intelektual menonjol sering disebut dengan istilah "gifted children"
       Ada empat jenis bakat Khusus, yaitu : (a) bakat akademik khusus, (b) bakat berpikir kreatif-produktif, (c) bakat seni, (d) bakat kinestetik/ psikomotorik, dan (e) bakat sosial
       Faktor internal yang mempengaruhi perkembangan bakat khusus adalah minat, motif prestasi, keberanian mengambil resiko, keuletan dalam menghadapi tantangan, dan kegigihan atau daya juang dalam mengatasi kesulitan yang timbul. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi adalah kesempatan maksimal untuk mengembangkan diri, sarana dan prasarana, dukungan dan dorongan orang tua/keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pola asuh orang tua.
        Di bawah ini cara orang tua untuk dapat membantu anak mengembangkan bakat anak antara lain:
a.       Berikan anak kesempatan.
 Setiap anak sesungguhnya memiliki bakat yang dibawa secara genetik ataupun minat yang ditimbulkan oleh faktor lingkungan. Sebagai orang tua ataupun pendidik hendaknya memberikan kesempatan kepada anak dan memberikan kepercayaan kepada anak bahwa ia mapu untuk melakukannya.
b.      Kreatifitas
Kreatifitas tidak serta merta bisa datang begitu saja. Untuk mengembangkannya dibutuhkan dukungan orang tua atau pendidik guna memfasilitasi karyanya tersebut.
c.       Arahan/petunjuk
Mengembangkan bakat yang baik dan positif tentunya dibutuhkan arahan dan petunjuk yang benar dari orang tua. Sehingga pengembangan bakatnya bisa lebih matang.
d.      Trust/kepercayaan
Berikan kepada anak kita kepercayaan bahwa ia pasti mampu melakukannya. Memberi kepercayaan sangatlah penting guna mengoptimalkan bakat dan kemampuanya.
e.       Rewad/penghargaan
Orang tua jangan pernah lupa untuk memberikan reward kepada si buah hati jika ia melakukan bakatnya dengan baik. Reward tidak hanya berupa hadiah yang berupa benda, kalimat pujian pun dapat memberikan nilai positif bagi anak.
f.       Relationship/hubungan
Hubungan yang dekat antara orang tua dengan anak dapat berpengaruh positif bagi anak dalam mengembangkan bakatnya.
      Bila bakat seorang anak diperhatikan dengan serius, akan sangat baik demi kemajuan masa depannya. Apalagi bila anak sudah dibimbing pengembangan bakat sejak kecil. Sebagai calon guru yang bertanggungjawab untuk perkembangan bakat anak didiknya harus bisa mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk mengembangkan bakat anak.
Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengembangan bakat anak:
a.       Perhatian
Setiap individu adalah unik karena itu setiap bakat perlu memperoleh perhatian khusus. Sistem pendidikan yang menggunakan pola penyeragaman kurang baik untuk digunakan. Cermatilah barbagai kelebihan, keterampilan dan kemampuan yang tampak menonjol pada masing-masing anak.
b.       Motivasi
Bantu anak dalam meyakini dan fokus pada kelebihan dirinya agar anak lebih percaya diri. Tanamkan rasa optimis kepada mereka bahwa mereka bisa mencapainya.
c.       Dukungan
Dukungan sangat penting bagi anak, selalu memberi dukungan terhadap mereka dan yakinkan mereka untuk tekun, ulet dan latihan terus menerus. Selain itu dukunglah anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam mengembangkan bakatnya.
d.      Pengetahuan
Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetahuan serta pengalaman di bidang tersebut.
e.       Latihan
Latihan terus menerus sangat baik untuk perkembangan bakat anak agar bakat yang dimiliki semakin matang. Apalagi anak diikutsertakan dengan ekstra kurikuler atau memberi kegiatan yang lebih sesuai dengan bakatnya agar anak terus melatih bakatnya tersebut.
f.       Penghargaan
Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
g.      Sarana
Sediakan fasilitas atau saran yang menunjang dengan bakat anak.
h.      Lingkungan
Lingkungan juga ikut mempengaruhi perkembangan bakat anak. Karena itu usahakan anak selalu dekat dengan lingkungan yang mendukung bakat anak.
i.        Kerjasama
Kerjasama antara orang tua, guru maupun anak sangat diperlukan mengingat waktu anak di sekolah hanya sedikit dan waktu luang anak di rumah lebih banyak.
j.        Teladan yang baik
Mengingat sikap anak yang selalu meniru, maka teladan yang baik sangat diperlukan. Misalnya kenalkan anak pada sosok Taufik Hidayat bila anak berbakat dalam bidang bulu tangkis, Utut Adianto bila anak berbakat dalam bidang catur, dsb.
Note: tugas kita sebagai guru adalah mengembangkan bakat peserta didiknya untuk mencapai hasil yang optimal.

Sabtu, 17 Maret 2018

Perkembangan Emosi

 Emosi adalah setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan nafsu, setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap. Emosi juga merujuk kepada sesuatu perasaan dan pikiran-pikiran yang khas, suatu keadaan biologis dan psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Adapun perasaan adalah pengalaman disadari yang diaktifkan oleh perangsang eksternal maupun oleh bermacam-macam keadaan jasmaniah.
 Ada empat teori yang menjelaskan hubungan antara emosi dengan tingkah laku yaitu: 
1. Teori sentral, 
2. Teori peripheral, 
3. Teori kepribadian, 
4. Teori kedaruratan emosi. 
  Adapun cirri orang berpikir emosional adalah selalu merespon cepat tetapi ceroboh, mendahulukan perasaan baru kemudia pikiran, memperlakukan realitas sebagai realitas simbolik, masa lampau diposisikan sebagai masa sekarang dan realitas yang ditentukan oleh keadaan.

     Karakteristik perkembangan emosi remaja sejalan dengan perkembangan masa remaja itu sendiri, yakni sebagai berikut:
   Perubahan fisik tahap awal pada periode pra-remaja disertai sifat kepekaan terhadap rangsang-rangsang dari luar menyebabkan respon menjadi berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang dan bahkan meledak-ledak.
    Perubahan fisik yang semakin jelas pada periode remaja awal pada periode remaja awal menyebabkan mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula merasa terasing, kurang perhatian orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau mempedulikannya.
   Periode remaja tengah sudah semakin  menyadari pentingnya nilai-nilai yang dapat dipegang teguh sehingga jika melihat fenomena yang terjadi di masyarakat yang menunjukkan adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui menyebabkan remaja seringkali secara emosional ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang merak anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan dikalangan mereka sendiri. Lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya.
   Periode remaja akhir mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukkan pemikiran sikap, dan perilaku yang semakin dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga menjadi semakin lebih bagus dan lancar keran mereka sudah semakin memiliki  kebebasan serta emosinya pun mulai stabil.
   Faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja adalah: 
1. Perubahan kasmani, 
2. Perubahan pola interaksi dengan orang tua, 
3. Perubahan interaksi denagn teman sebaya, 
4. Perubahan pandangan luar dan 
5. Perubahan interaksi dengan sekolah.
  Upaya yang dapat dilakukan untuk mengembangkan emosi remaja agar berkembang kea rah kecerdasan emosional antara lain dengan belajar mengembangkan: 1. Keterampilan emosional, 
2. Keterampilan kognitif, dan 
3. Keterampilan perilaku.



Perkembangan Kreativitas

  • Kreativitas dan Belahan Otak

Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan intelek/kognitif individu karena kreaticitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas melalui “teori belahan otak” mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yakni belahan otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak sebelah kiri adalah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang ilmiah, kritis, logis, linier, teratur, sistematis, terorgansisr, beraturan, dan sejenisnya. Singkatnya mengarah kepada berpikir konvergen. Sedangkan otak kanan berpikir secara divergen


  • Definisi Kreativitas

Barron (2002) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Guillford (1970) menyatakan bahwa orang-orang kretif lebih banyak memiliki cara-cara berpikir Divergen daripada Konvergen. 

Definisi kreativitas dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu:
  1. Product : Menekankan kreativitas dari hasil karya-karya kreatif, baik yang baru maupun kombinasi karya-karya lama.
  2. Person : Memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu. 
  3. Process : Menekankan bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai perilaku kreatif .
  4. Presss : Menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang men-dukung timbulnya kreativitas pada individu. 


Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam arti kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada.

  • Pendekatan Terhadap Kreativitas

  1. Pendekatan Psikologis

Pendekatan Psikologis terdiri dari Thinking yang berarti merupakan berpikir rasional dan dapat diukur serta dikem-bangkan melalui latihan-latihan yang sadar; Feeling yaitu menunjuk pada suatu tingkat kesadaran yang melibatkan segi emosional; Sensing yang berarti menunjuk pada suatu keadaan dimana dengan bakat yang ada diciptakan suatu produk baru; dan Intuiting yang berarti menuntut adanya suatu tingkat kesadaran yang tinggi.
  1. Pendekatan Sosiologis 

Pendekatan sosiologis terdiri dari tersedia-nya sarana kebudaya-an, keterbukaan cara berpikir, keleluasa-an media kebudaya-an, adanya toleransi divergen, dan adanya penghargaan prestasi.

  • Perkembangan Kreativitas

  1.  Tahap sensoris-motoris
  2.  Tahap pra-operasional
  3.  Tahap operasional konkret
  4.  Tahap operasional formal


  • Tahap-tahap Kreativitas

  1. Tahap Persiapan 
  2. Tahap Inkubasi 
  3. Tahap Iluminasi 
  4. Tahap Verifikasi 


  • Karakteristik Kreativitas

Menurut Clark (2003) karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut:
  1. Memiliki disiplin diri yang tinggi 
  2. Memiliki kemandirian yang tinggi 
  3. Cenderung sering menetang otoritas 
  4. Memiliki rasa humor
  5. Mampu menekan tekanan kelompok 
  6. Lebih mampu menyesuaikan diri 
  7. Senang berpetualang 
  8. Toleran terhadap ambiguitas 
  9. Kurang toleran terhadap hal-hal yang membosankan 
  10. Menyukai hal-hal yang kompleks 
  11.  Kemampuan berpikir divergen yang tinggi 
  12. Memiliki memori dan atensi yang baik 
  13.  Memiliki wawasan yang luas 
  14.  Mampu berpikir periodic
  15.  Memerlukan situasi yang mendukung 
  16.  Sensitif terhadap lingkungan 
  17.  Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi 
  18.  Memiliki nilai estetik yang tinggi 
  19.  Lebih bebas dalam mengembangkan integrase peran seksual.


  • Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Utami Munandar mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah:
  1. Usia 
  2. Tingkat pendidikan orang tua 
  3. Tersedianya fasilitas 
  4. Penggunaan waktu luang. 


  • Faktor-Faktor Yang Dapat Menghambat Perkembangan Kreativitas adalah:

  1. Adanya kebutuhan akan keberhasilan dan ketidakberanian dalam menanggung resiko 
  2. Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial 
  3. Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, berimajinasi, dan penyelidikan 
  4. Stereotip peran seks 
  5. Diferensiasi antara bekerja dan bermain 
  6. Otoritarianisme 
  7. Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan. 


  • Masalah yang Timbul Pada Anak Kreatif

  1. Pilihan karir yang tidak realistis 
  2. Hubungan dengan guru dan teman sebaya
  3. Perkembangan yang tidak selaras 
  4.  Tiadanya tokoh-tokoh ideal.


  • Upaya Membantu Perkembangan Kreativitas dan Implikasinya Bagi Pendidikan

  1. Menciptakan rasa aman terhadap anak 
  2. Mengakui dan menghargai gagasan anak 
  3. Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkomunikasikan dan mewujudkan gagasan 
  4. Membantu anak memahami divergensi dalam berpikir dan bukan menghukumnya 
  5. Memberikan peluang 
  6. Memberikan informasi.
Note: tugas guru adalah mengembangkan kreativitas siswa bukan menghambat kreativitas siswa.
PERKEMBANGAN KOGNITIF PESERTA DIDIK

Kognitif merupakan salah satu aspek penting dari perkembangan peserta didik yang berkaitan menentukan keberhasilan mereka di sekolah. Perkembangan kognitif berpengaruh luas, karean terkait cara individu tersebut mencari, menyerap dan menggunakan informasi sebagai bagian dari proses pembelajaran.Perkembangan kemampuan kognisi individu berkembang sesuai dengan tahap perkembangan yang pada setiap fasenya memiliki karakteristik tertentu. Guru sebagai tenaga kependidikan perlu memiliki pemahaman yang mendalam mengenai perkembangan kognitif peserta didiknya. Sehingga, guru dapat memberikan pelayanan dalam segala kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan kemampuan kognitif peserta didik yang dihadapinya.

Menurut Khiyarusoleh (2016:4) kognitif berasal dari kata cognition yang memiliki padanan kata knowing (mengetahui). Berdasarkan akar teoritis yang dibangun oleh Piaget, beberapa penulis mendefinisikan kognisi dengan redaksi yang berbeda-beda, namun pada dasarnya sama, yaitu aktivitas mental dalam mengenal dan mengetahui tentang dunia. Neisser dalam Morgan, et al. (Melly Latifah, 2008), mendefinisikan kognisi sebagai proses berpikir dimana informasi dari pancaindera ditransformasi, direduksi, dielaborasi, diperbaiki, dan digunakan.

Perkembangan peikiran peserta didik dapat dibagi 2, yaitu:
a. Perkembangan Formal
  Perkembangan formal merupakan perkembangan fungsi-fungsi piker atau alat-alat pikir anak untuk dapat menyerap, menimbang, memutuskan, menguraikan dan lain-lain. Contoh sistematika berpikir, teknik pengambilan keputusan.
b. Perkembangan Material
      Perkembangan jumlah pengetahuan untuk dapat menilai dan dikuasainya. Contoh : penguasaan tentang angka-angka, pendapat, teori-teori dan sebagainya.

       Secara ringkas, teori Piaget menjelaskan bahwa selama perkembangannya, manusia mengalami perubahan-perubahan dalam struktur berfikir, yaitu semakin terorganisasi, dan suatu struktur berpikir yang dicapai selalu dibangun pada struktur dari tahap sebelumnya. Perkembangan yang terjadi melalui tahap-tahap tersebut disebabkan oleh empat faktor: kematangan fisik, pengalaman dengan objek-objek fisik, pengalaman sosial, dan ekuilibrasi (Khiyarusoleh, 2016:7).

     Teori Piaget juga menyatakan bahwa belajar akan berhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif siswa. Peserta didik hendaknya melakukan eksperimen dengan objek fisik dan diberi stimulus dari guru, baik berupa pertanyaan maupun interaksi dengan teman dan lingkungan. 
Berikut ini teori perkembangan kognitif menuru piaget:
Sensori motoris
Dalam teori ini dibagi lagi menjadi beberapa tahap berdasarkan umur anak tersebut, yaitu:
  • Umur 0-1 bulan
  • Umur 1-4 bulan
  • Umur 4-8 bulan
  • Umur 8-12 bulan
  • Umur 12-18 bulan
  • Umur 18-24 bulan
Dalam masing-masing tahap tersebut mempunyai langkah atau proses untuk berkembangnya kognitif seseorang. Seperti, paham mengenai perlakuan terhadap suatu benda, benda tetap dianggap ada meskipun benda tersebut terkadang tidak ada, mencoba, meniru, mengingat, dan berpikir dengan simbol sederhana.

Pra-operasionalU
Dalam Pra-operasional anak-anak dianggap mampu meyimpan kata-kata serta menggunakannya,belajar bahasa (membaca dan menyanyi). Pada tahap ini anak-anak cenderung belajar intuisi yaitu dengan berbicara semaunya. Anak-anak akan bersifat egosentris yaitu menganggap dirinya yang paling benar.

Operasional Konkret
Dalam tahap ini seorang individu akan menyesuaikan diri dengan relaitanya (lingkungan) dan muncullah rasa ingin tahu dalam dirinya. Sifat egosentris yang ada pada tahap pra-operasional menurun. Di masa ini pula individu dapat mengamati, menimbang, mengevaluasi dan menjelaskan pikiran orang lain.

Operasional formal
Pada tahap ini individu mampu berpikir logis dan dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Individu akan berkembang dalam aspek perasaan dan moral serta memiliki permikiran yang formal. Berpikir formal dalam arti dapat menganalisis secara kombinasi dan bekerja dengan efektif dan sistematis. 

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan kognitif suatu individu adalah hereditas dan lingkungan. Adapun 2 pendapat yang bertentangan, yaitu menurut psikometriradikal dan menurut pedagogis radikal. Menurut psikometriradikal hereditas berpangaruh sebanyak 90 % dan 10%-nya adalah lingkungan. Artinya jika individu terlahir dari orang tua yang memilki kecerdasan yang bagus maka individu tersebut akan memiliki kecerdasan yang bagus pula. Sedangkan menurut pedagodis radikal hereditas hanya berpengaruh 10% dan 90%-nya adalah lingkungan. Lingkungan termasuk pendidikan yang lebig berpengaruh dalam perkembangan kognitif anak.

     Hubungan kecerdasan individu dengan tingkah laku ada dua yaitu akomodasi dan asimilasi. Akomodasi adalah menerima pengetahuan baru sedangkan asimilasi adalah menyesuaikan pengetahuan baru ayng telah didapat dengan lingkungan sekitarnya.

    Menurut Khiyarusoleh (2016:1) bahwa Implikasi teori Piaget dalam proses pendidikan adalah membantu para pendidik untuk memahami tahap dan karakteristik perkembangan kognitif peserta didik sehingga membantu pendidik untuk menentukan tingkat kognitif peserta didik dan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif para peserta didik.

    Upaya untuk membantu perkembangan intelek peserta didik adalah (a) pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat; (b) pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain; (c) pendidik mampu berempati, yakni memahami pemikiran, perasaa, dan perilaku peserta didik dan dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka.



Note: adapun tugas pendidik (guru) adalah membantu siswa mengembangkan kognitif yang ada dalam diri siswa. Cara guru meningkatkan kognitif siswa dapat berupa memberikan simulasi mengenai suatu konsep dasar dan memberikan soal-soal yang dapat menjadi pemicu siswa semakin menyukai mata pelajaran yang ditempuhnya.

Jumat, 16 Maret 2018

Pertumbuhan Fisik

1.Definisi Pertumbuhan Fisik
        Pertumbuhan adalah suatu proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinyu dan berlangusng dalam peride tertentu.Perubahan ini bersifat kuantitatif dan berkisar hanya pada aspek-aspek fisik tertentu.

2. Pengaruh Pertumbuhan Fisik Remaja          
       Terhadap tingkah laku remaja
Bagaimana ilustrasi pertumbuhan fisik dapat mempengaruhi tingkah laku?. Pertumbuhan fisik yag semakin sempurna pada otak menyebabkan susunan saraf menjadi lebih kompleks dan sistem saraf menjadi lebih sempurna sehingga kemampuan berpikir menjadi lebih tinggi.

3. Karakteristik Pertumbuhan Fisik Remaja
        Pesatnya pertumbuhan fisik pada masa remaja seringkali menimbulkan kejutan pada diri remaja itu sendiri. Oleh karena itu, seringkali gerak-gerik remaja menjadi canggung dan tidak bebas. Gangguan dalam bergerak yang disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan fisik pada remaja seperti ini dikenal dengan istilah “ geangguan regulasi”.
Pada remaja pria, petumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi parau atau membesar untuk beberapa waktu. Pertumbuhan kelenjar endoktrin yang telah mencapai taraf kematangan sehingga mulai bereproduksi menghasilkan hormone yang bermanfaat bagi tubuh. Akibatnya, remaja  mulai merasa tertarik kepada lawan jenisnya dan menyebabkan remaja pria sering mengalami mimpi basah.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Fisik
 Adapun sejumlah factor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik individu, yaitu:
A. Faktor Internal.
      Faktor internal adlah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu. Yang termasuk kedalam faktor iternal ini adalah sifat jasmaniah yang diwariskan dari orangtuanya dan kematangan.
B. Faktor Eksternal
      Faktor eksternal ialah faktor yang berasal dari luar individu. Yang termasuk ke dalam faktor eksterrnal adalah kesehatan, makanan, dan stimulasi lingkungan.

5. Perbedaan  Individual dalam Pertumbuhan Fisik
      Anak yang selalu sehat dengan makanan yang cukup mengandung gizi akan menunujukkan pertumbuhan fisik yang l;ebih cepat daripada anak yang sering sakit-sakitan dan kekuranagan gizi. Anak-anak dan ayah dan ibu yang jangkung cenderung lebih cepat tinggi daripada anak-anak yang orangtuanya bertubuh rendah. Pada umumnya, remaja putri lebih cepat pertumbuhan fisiknya daripada remaja putra, selanjutnya anak laki-laki akan menyusul pertumbuhan remaja putri.

6. Upaya Membantu Pertumbuhan Fisik dan Implikasinya Bagi Pendidikan
      Upaya untuk membantu pertumbuhan fisik adalah dengan cara : (a) menjaga kesehatan dan (b) memberi makanan yang baik. Sedangkan implikasinya terhadap pendidikan adalah sarana dan prasarana pendidikan jangna sampai mengganggu kesehatan, aktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan perlu diperhatikan, dan sediakan jam-jam untuk berolahraga sebagai usaha untuk menjaga kesehatan.


Note: hal yang dapat dilakukan oleh guru ialah menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya berdiskusi kelompok, presentasi, mengerjakan soal di depan teman sekelas; praktikum; dan guru tidak boleh kaku. Hal yang dapat dilakukan oleh sekolha adalah menyediakan fasilitas yang diperlukan oleh guru dan siswa untuk mencapai pertumbuhan fisik yang maksimal pada suatu individu.