Jumat, 21 September 2018

Pengelolaan Pendidikan
"Hakekat Pendidikan Menurut Ilmu Filsafat Pendidikan"

1. Latar Belakang
   a.    Ajaran filsafat yang komprehensif telah menempati status yang tinggi dalam kehidupan kebudayaan manusia, yakni sebagai ideology suatu bangsa dan negara. 
  b. Tujuan berfilsafat adalah membina manusia mempunyai akhlaq yang tertinggi.
   c.     Eksistensi suatu bangsa adalah eksistensi ideology dan filsafat hidupnya, makademi mewariskan eksistensi tersebut jalan yang efektif adalah melalui pendidikan. 
   d.    Tidak berbeda dengan fungsi Filsafat pendidikan adalah suatu bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian utama. 
    e.       Pendidikan secara fundamental didasarkan atas asas-asas filosofis dan ilmiah untuk menjamin tujuan pendidikan yaitu: meningkatkan perkembangan social budaya bahkan martabat bangsa, kewibawaan, dan kejayaan Negara

2. Pengertian
Pengertian Filsafat   
Berasal dari kata Philos, philore (cinta) dan sophos atau sophia (kebajikan, kebaikan, kebenaran     

Filsafat pendidikan adalah suatu aktivitas yang teratur yang menjadikan filsafat itu sebagai jalan mengatur, menyelaraskan dan memadukan proses pendidikan. Filsafat Pendidikan dapat diartikan juga upaya mengembangkan potensi-potensi manusiawi peserta didik baik potensi fisik potensi cipta, rasa, maupun karsanya, agar potensi itu menjadi nyata dan dapat berfungsi dalam perjalanan hidupnya. Dasar pendidikan adalah cita-cita kemanusiaan universal. Pendidikan bertujuan menyiapkan pribadi dalam keseimbangan, kesatuan. organis, harmonis, dinamis. guna mencapai tujuan hidup kemanusiaan. Filsafat pendidikan adalah filsafat yang digunakan dalam studi mengenai masalah-masalah pendidikan. Filsafat pendidikan adalah suatu sistem yang mengatur dan menentukan teori dan praktek pelaksanaan pendidikan yang berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh filsafat hidup bangsa "Pancasila" yang diabdikan demi kepentingan bangsa dan negara Indonesia dalam usaha merealisasikan cita-cita bangsa dan negara Indonesia.

3. Macam-macam Aliran Filsafat Pendidikan
  • Idealisme, Tujuan: mewujudkan peserta didik yang berkepribadian mulia dan memiliki taraf kehidupan rohani yang tinggi, ideal. idealisme ini bersifat nonmetrial untuk membentuk moral.
  • Realisme, berpandangan bahwa objek persepsi indrawi dan pengertian sungguh-sungguh ada, terlepas dari indra dan budi yang menangkapnya karena objek itu memang dapat diselidiki, dianalisis, dipelajari lewat ilmu, dan ditemukan hakikatnya lewat ilmu filsafat . Pendidikan itu dipandan nyata melalui indra dan setiap tindakan harus dipikir rasional.
  • Thomisme, adalah suatu kebenaran itu bersumber dari agama dan pemikiran.
  • Eksistensialisme, adalah Pengetahuan manusia tergantung kepada pemahamannya dan interpretasinya tentang realitas yang bersumber dari pengalaman. Tujuan: menciptakan peserta didik yang mandiri dan tanggung jawab.
  • Progressivisme, memandang tentang kemajuan/kedepannya dengan kemampuan berpikir kritis (critical thinking).
  • Post Modern, adalah menolak akan adanya paham modern (untuk tujuan yang unik) 
4. Hubungan Filsafat dan Pendidikan
  • Hubungan Kebenaran : mencari nilai-nilai, ide yang baik dan mengaktualisasikan nilai-nilai yang telah ada.
  • Hubungan Dasar : Untuk penyusunan tujuan dan metodologi pendidikan 
5. Manfaat Mengetahui Filsafat Pendidikan
  • guru mengetahui hakekat manusia
  • guru mengetahui apa yang harus diberikan kepada siswa, cara memperoleh pengetahuan dan cara penyampaiannya
  • guru harus paham kualitas bukan hanya kuantitas
  • guru memiliki keyakinan mengenai pengajaran dan dapat memoerkuat gaya belajar
  • guru memiliki sikap dan tindakannya yang mencerminkan filasafat yang akan berpengaruh ke siswanya.
:; filsafat pendidikan ialah semua aspek yang berhubungan dengan upaya manusia untuk mengerti dan memahami hakikat pendidikan itu sendiri dan bagaimana tujuan pendidikan yang akan diciptakan. Tujuan Pendidikan Tertera pada UU NO. 20 Tahun 2003.. Klik link dibawah
https://drive.google.com/file/d/1UY_0TqDm31_wbf22wTFSFFcKKDL5MBN3/view?usp=sharing







Strategi Belajar Mengajar Fisika
"Prinsip dan Prosedur Penggunaan Strategi Pembelajaran"
1. Strategi Pembelajaran Induktif

a. Pengertian
    Model pembelajaran induktif adalah sebuah pembelajaran yang bersifat langsung tapi sangat efektif untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan berpikir kritis. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, selanjutnya guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tadi.
    Model pembelajaran induktif dirancang berlandaskan teori konstruktivisme dalam belajar. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) dalam penerapannya. Melalui pertanyaan-pertanyaan inilah guru akan membimbing siswa membangun pemahaman terhadap materi pelajaran dengan cara berpikir dan membangun ide. Strategi Pembelajaran induktif merupakan penjelasan secara detail menuju yang umum. 
    Struktur sosial dalam pembelajaran menjadi ciri lingkungan kelas yang sangat dibutuhkan untuk belajar melalui model pembelajaran induktif. Model pembelajaran induktif mensyaratkan sebuah lingkungan belajar yang mana di dalamnya siswa merasa bebas dan terlepas dari resiko takut dan malu saat memberikan pendapat, bertanya, membuat konklusi dan jawaban. Mereka harus bebas dari kritik tajam yang dapat menjatuhkan semangat belajar.
Model ini dikembangkan atas dasar beberapa postulat sebagai berikut:
1. Kemampuan berpikir dapat diajarkan
2. Berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data. Artinya, dalam seting kelas, bahan-bahan ajar merupakan sarana bagi siswa untuk mengembangkan operasi kognitif tertentu.
3. Proses berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan (lawful). Artinya, agar dapat menguasai keterampilan berpikir tertentu, prasyarat tertentu harus dikuasai terlebih dahulu, dan urutan tahapan ini tidak bisa dibalik. Oleh karenanya, konsep tahapan beraturan ini memerlukan strategi mengajar tertentu agar dapat mengendalikan tahapan-tahapan tersebut.

b. Peran Guru Dalam Model Pembelajaran Induktif 
  
Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Sekali lagi, diingatkan, bahwa model pembelajaran induktif memerlukan keterampilan bertanya yang bagus dari guru. Selain itu guru juga harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, dan selalu menunjukkan ekspektasi positif terhadap pencapaian hasil belajar siswa-siswanya.

c. Kelebihan
1. Pada model pembelajaran induktif guru langsung memberikan presentasi informasi-informasi yang akan memberikan ilustrasi-ilustrasi tentang topik yang akan dipelajari siswa, sehingga siswa mempunyai parameter dalam pencapaian tujuan pembelajaran. 
2. Ketika siswa telah mempunyai gambaran umum tentang materi pembelajaran, guru membimbing siswa untuk menemukan pola-pola tertentu dari ilustrasi-ilustrasi yang diberikan tersebut sehingga pemerataan pemahaman siswa lebih luas dengan adanya pertanyaan-pertanyaan antara siswa denganguru 
3. Model pembelajaran induktif menjadi sangat efektif untuk memicu keterlibatan yang lebih mendalam dalam hal proses belajar karena proses tanya jawab tersebut. 

d. Kekurangan 
1. Model ini membutuhkan guru yang terampil dalam bertanya (questioning) sehingga kesuksesan pembelajaran hamper sepenuhnya ditentukan kemampuan guru dalam memberikan ilustrasi-ilustrasi. 
2. Tingkat keefektifan model pembelajaran induktif ini, jadinya-sangat tergantung pada keterampilan guru dalam bertanya dan mengarahkan pembelajaran, dimana guru harus menjadi pembimbing yang akan untuk membuat siswa berpikir 
3. Model pembelajaran ini sangat tergantung pada lingkungan eksternal, guru harus bisa menciptakan kondisi dan situasi belajar yang kondusif agar siswa merasa aman dan tak malu/takut mengeluarkan pendapatnya. Jika syarat-syarat ini tidak terpenuhi, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai secarasempurna 
4. Saat pembelajaran berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran induktif, guru harus telah menyiapkan perangkat-perangkat yang akan membuat siswa beraktivitas dan mengobarkan semangat siswa untuk melakukan observasi terhadap ilustrasi-ilustrasi yang diberikan, melalui pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru. Dengan metode ini maka kemandirian siswa tidak dapat berkembangoptimal. 
5. Guru harus menjaga siswa agar perhatian mereka tetap pada tugas belajar yang diberikan, sehingga peran guru sangat vital dalam mengontrol proses belajar siswa. 
6. Kesuksesan proses belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran induktif bergantung pada contoh-contoh atau ilustrasi yang digunakan oleh guru. 
7. Pembelajaran tidak dapat berjalan bila guru dan muridnya tidak suka membaca, sehingga tidak mempunyai pilihan dalam proses induktif. 

2. Strategi Pembelajaran Deduktif

a. Pengertian
    Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus.
     Dalam strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh-contoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis. Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga tahap. Pertama, pengajar memilih pengetahuan untuk diajarkan.
Kedua, pengajar memberi pengetahuan kepada peserta didik.
Ketiga, pengajar memberikan contoh-contoh dan membuktikannya kepada peserta didik. Misalnya, bila diambil contoh untuk pengajaran tentang kalimat tunggal, maka pengajar memulai dengan definisi kalimat tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal, dan dilanjutkan dengan penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal.
Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan straegi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.
      Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga tahap: 
  1. pengajar memilih pengetahuan untuk diajarkan.
  2. pengajar memberi pengetahuan kepada peserta didik.
  3. pengajar memberikan contoh-contoh dan membuktikannya kepada peserta didik. Misalnya, bila diambil contoh untuk pengajaran tentang Listrik, maka pengajar memulai dengan definisi Listrik, Manfaat Listrik, Jenis Arus Listrik, dan dilanjutkan dengan penjelasan Sumber energi Listrik.


b.  Tahap     
Pembelajaran deduktif terdiri dari empat tahap:
  1. guru mulai dengan kaidah-kaidah konsep (conceot rule) atau pernyataan yang mana  dalam pembelajaran diupayakan untuk pembuktiannya,
  2. guru memberikan contoh-contoh yang menunjukkan pembuktian dari konsep,
  3. guru memberikan pertanyaan kepada siswa untuk mendapatkan atribut/ciri dan bukan esensi dari konsep-konsep,
  4. siswa memberikan beberapa kategori dari contoh yang diberikan oleh guru
 
 c. Ciri-ciri
Ciri-ciri pembelajaran deduktif adalah sebagai berikut :
  1. Berorientasi pada siswa
  2. Berstruktur tinggi
  3. Penggunaan waktu yang lebih efisien.
  4. Kurang memberi kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu
Sintak (contoh) pembelajaran deduktif adalah :
  1. Menyatakan abstraksi
  2. Memberi ilustrasi
  3. Aplikasi
  4. Penutup

d. Kelebihan
Kelebihan Pembelajaran Deduktif
  1. Cara yang mudah untuk menyampaikan isi pelajaran
  2. Pendekatan ini sesuai untuk digunakan dalam proses pembelajaran, guru memberikan penerangan sebelum memulai pembelajaran.
Menurut Heman Hudoyo (1990) kelebihan Pembelajaran Deduktif adalah sebagai berikut:
  1. Waktu yang diperlukan singkat
  2. Kombinasi metode pada pendekatan deduktif akan mengurangi kelemahan pendekatan deduktif
  3. Pada kelas yang kuat pendekatan deduktif akan lebih memudahkan peserta didik menangkap konsep yang diajarkan
  4. Cara mudah untuk menyampaikan isi-isi pelajaran, amat sesuai untuk peserta didik bertahap kognitif tinggi dan mudah menyempurnakan pengajaran. 
e. kekurangan 
a.    Kurang member kesempatan untuk belajar sewaktu-waktu
b.    Materi yang akan dipelajari siswa sesuai dengan materi yang diberikan guru sehingga dalam hal pembelajaran siswa lebih mengacu pada apa yang diberikan oleh guru.
Strategi Belajar Mengajar Fisika
"Prinsip dan Prosedur Penggunaan Strategi Pembelajaran"

  


Hasil gambar untuk strategi pembelajaran heuristik




`1. Strategi Pembelajaran Ekspository
  
a. Pengertian 
    strategi ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan strategi ”chalk and talk”. Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang me-nekankan kepada proses penyampan materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Dalam strategi ini materi pelajaran disampaikan lang-sung oleh guru. Siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pe-lajaran seakanakan sudah jadi. Strategi ini lebih sering kita kenal dengan metode ceramah. 

b. Karakteristik 
    Terdapat beberapa karakteristik strategi ekspositori di antaranya:
a.    Strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh karena itu sering orang mengidentikannya dengan ceramah.
b.    Biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berpikir ulang.
c.    Tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri. Artinya, setelah proses pembelajaran berakhir siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.

c. Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori yang Efektif
Strategi pembelajaran ekspositori akan efektif apabila: Guru menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitanya dengan yang akan dipelajari siswa. Biasanya bahan atau materi baru itu diperlukan untuk kegiatan-kegiatan khusus, seperti kegiatan pemecahan masalah atau untuk melakukan proses tertentu. Oleh sebab itu, materi yang disampaikan adalah materi-materi dasar seperti konsep-konsep tertentu, prosedur, atau rangkaian aktifitas, dan yang lainya.
1.      Jika bahan pelajaran yang diajarkan cocok untuk dipresentasikan, artinya dipandang dari sifat dan jenis materi pelajaran memang materi pelajaran itu hanya mungkin dapat dipahami oleh siswa manakala disampaikan oleh guru. 
2.      Jika ingin membangkitkan keingintahuan siswa tentang topik tertentu. 
3.      Guru menginginkan untuk mendominasikan suatu teknik atau prosedur tertentu untuk kegiatan praktek.
4.       Apabila seluruh siswa memiliki tingkat kesulitan yang sama sehingga perlu menjelaskan untuk seluruh siswa.           
 5.       Apabila guru akan mengajarkan pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemampuan pada tingkat menengah ke bawah.

d. Kelebihan
  • Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan.
  • Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas.
  • Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan (kuliah) tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
  • Keuntungan lain adalah strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
e. Kekurangan
  • Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
  • Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar.
  • Karena strategi lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
  • Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, semangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.  
  • Oleh karena itu, gaya komunikasi strategi pembelajaran ekspositori lebih banyak terjadi satu arah, maka kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas pula. Di samping itu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru. 

2. Strategi Pembelajaran Heuristik
 a. Pengertian
     Menurut Daniel Mujis (dalam Sariati, 2013), heuristik adalah suatu strategi umum yang memandu pemecahan masalah dalam mengatasi masalah. Menurut Sariati (2013) dalam pengajaran heuristik, jalan atau proses ditentukan oleh  siswa itu sendiri. Siswa dituntun untuk menyelesaikan permasalahan dengan diberi pertanyaan pancingan mengarah kepada apa yang akan dicari. Strategi heuristik berasal dari bahasa yunani, yaitu heuriskein berarti saya menemukan. Pembelajaran dengan strategi heuristik merupakan salah satu pembelajaran yang menekankan pada proses menemukan, yang biasa disebut pembelajaran inkuiri yaitu rangkaian pembelajaran yang menekankan kepada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban. 
      Tekanan utama pembelajaran dalam strategi Heuristik adalah:
1.      pengembangan kemampuan berpikir,
2.      latihan keterampilan khusus(pemahaman), dan
3.      latihan menemukan sesuatu.



b. Langkah-langkah Penerapan
    Langkah-langkah yang perku diambil dalam menerapkan strategi pembelajaran heuristik adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan pembelajaran sesuai dengan kewajaran perkembangan mental (developmentally appropriate) siswa.
b. Membentuk kelompok belajar yang saling tergantung (independent learning group).
c. Menyediakan lingkungan yang mendukung pembelajaran mandiri (self regulated learning).
d. Mempertimbangkan keragaman siswa (diversity of students).
e. Memperhatikan multi intelegensi (multiple intelligences) siswa.
f. Menggunakan teknik-teknik bertanya (questioning) untuk meningkatkan pembelajaran siswa, perkembangan pemecahan masalah, dan keterampilan berpikir tingkat tinggi.
g. Menerapkan penilaian autentik (authentic assessment).

c. Kelebihan
   Seorang ahli bernama Shoimin mengemukakan kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran Logan Avenue Problem Solving - Heuristik (LAPS - Heuristik) sebagai berikut:
1)    Kelebihan-kelebihan LAPS - Heuristik yaitu:
a) Dapat menimbulkan keingintahuan dan adanya motivasi menimbulkan sikap kreatif.
b) Disamping memiliki pengetahuan dan keterampilan disyaratkan adanya kemampuan untuk terampil membaca dan membuat pertanyaan yang benar.
c) Menimbulkan jawaban yang asli, baru, khas, dan beraneka ragam serta dapat menambah pengetahuan baru.
d)   Dapat meningkatkan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang sudah diperolehnya.
e)  Mengjak siswa memiliki prosedur pemecahan masalah, mampu membuat analisis dan sintesis, dan dituntut untuk membuat evaluasi terhadap hasil pemecahannya.
f)    Merupakan kegiatan yang penting bagi siswa yang melibatkan dirinya, bukan hanya satu bidang studi tapi (bila diperlukan) banyak bidang studi.

d. Kelemahan-kelemahan LAPS - Heuristik yaitu:
a)   Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
b)    Keberhasilan strategi pembelajaran membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
c)   Tanpa pemhaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Kesimpulan: setiap strategi memiliki kelebihan dan kekurangan, namun tidak menjadi masalah bagi seorang guru. Karena adanya beberapa strategi dimaksudkan kita memilih dan memilah mana yang lebih tepat diterapkan pada materi tertentu.
Untuk materi yang terbilang sulit dan memakan banyak waktu maka lebih baik mengguankan strategi ekspository. Namun, untuk materi yang mudah dan tidak perlu alokasi waktu yang lama dapat digunakanstrategi heuristik.






  

 






 
  

Kamis, 20 September 2018

Strategi Belajar Mengajar Fisika
" Pendekatan Kontesktual dan Pendekatan Saintifik"

1. Pengertian Pendekatan 
    Sudut pandang siwa pendekatan adalah dari siswa, cara siswa memahami sesuatu. Sudut pandang guru adalah metode yang digunakan guru agar siswa mampu menangkap apa yang dimaksud oleh guru.

2. Pendekatan Kontekstual
Hasil gambar untuk pendekatan kontekstual
   Pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa, dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
  • Karakteristik Pembelajaran Berbasis CTL
    1     Kerja sama
    2     Saling menunjang
    3     Menyenangkan, Tidak membosankan
    4     Belajar dengan bergairah
    5     Pembelajaran terintegrasi
    6     Menggunakan berbagai sumber
    7     Siswa aktif
    8     Sharing dengan teman
    9     Siswa kritis guru kreatif
    10  Dinding kelas & lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, peta-peta, gambar, artikel, humor, dll.
    11  Laporan kepada orang tua bukan hanya rapor, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil praktikum, karangan siswa, dll.  

Tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas yaitu:
a. Konstruktivisme (Constructivism), merupakan landasan berpikir (filosofi) pendekatan kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan yang dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Siswa perlu dibiasakan untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan mengkontruksi pengetahuan di benak mereka sendiri.
b. Menemukan (Inquiry), merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran berbasis kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan hasil menemukan sendiri.
c.  Bertanya (Questioning), merupakan strategi utama yang berbasis kontekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang berbasis inkuiri, yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang belum diketahuinya.
d. Masyarakat belajar (Learning community), konsep ini menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dengan orang lain. Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen.
e. Pemodelan (Modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang bisa ditiru. Dalam pembelajaran kontekstual, guru bukan satu-satunya model. Pemodelan dapat dirancang dengan melibatkan siswa. Siswa dapat ditunjuk untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang diketahuinya.
f. Refleksi (Reflection), adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah kita lakukan di masa yang lalu. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau penegetahuan yang baru diterima.
g.Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment), merupakan proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan benar. Penilaian sebenarnya (Authentic Assessment) dilaksanakan selama dan sesudah kegiatan pembelajaran. 

3. Pendekatan Saintifik
Gambar terkait
    Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang wajib digunakan pada pembelajaran di Sekolah, baik Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah, berdasarkan aturan Kurikulum 2013. Pendekatan saintifik merupakan kerangka ilmiah pembelajaran yang diusung oleh Kurikulum 2013. Langkah-langkah pada pendekatan saintifik merupakan bentuk adaptasi dari langkah-langkah ilmiah pada sains. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah, karenanya Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan saintifik diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria ilmiah, para ilmuan lebih mengedepankan pelararan induktif (inductive reasoning) dibandingkan dengan penalaran deduktif (deductiv reasoning). 
  • Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik

Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
  • mengamati;
  • menanya;
  • mengumpulkan informasi/eksperimen;
  • mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
  • mengkomunikasikan.

Mengamati

Mengamati merupakan metode yang mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Kegiatan belajar yang dilakukan dalam proses mengamati adalah membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat). Kompetensi yang dikembangkan adalah melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi

Menanya

Menanya merupakan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik). Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.

Mengumpulkan Informasi/Eksperimen

Mengumpulkan informasi/eksperimen merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas, dan wawancara dengan narasumber. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengumpulkan informasi/ eksperimen adalah mengembangkan sikap teliti, jujur, sopan, menghargai pendapat orang lain, kemampuan berkomunikasi, menerapkan kemampuan mengumpulkan informasi melalui berbagai cara yang dipelajari, mengembangkan kebiasaan belajar dan belajar sepanjang hayat.

Mengasosiasikan/Mengolah Informasi

Mengasosiasikan/mengolah informasi merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa pengolahan informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kompetensi yang dikembangkan dalam proses mengasosiasi/mengolah informasi adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

Mengkomunikasikan

Mengkomunikasikan merupakan kegiatan pembelajaran yang berupa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.  Kompetesi yang dikembangkan dalam tahapan mengkomunikasikan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar.