Perkembangan Kreativitas
- Kreativitas dan Belahan Otak
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan intelek/kognitif individu karena kreaticitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para pakar kreativitas melalui “teori belahan otak” mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya terbagi menjadi dua belahan, yakni belahan otak kiri dan otak kanan. Fungsi otak sebelah kiri adalah berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan yang ilmiah, kritis, logis, linier, teratur, sistematis, terorgansisr, beraturan, dan sejenisnya. Singkatnya mengarah kepada berpikir konvergen. Sedangkan otak kanan berpikir secara divergen
- Definisi Kreativitas
Barron (2002) mendefinisikan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Guillford (1970) menyatakan bahwa orang-orang kretif lebih banyak memiliki cara-cara berpikir Divergen daripada Konvergen.
Definisi kreativitas dapat dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu:
- Product : Menekankan kreativitas dari hasil karya-karya kreatif, baik yang baru maupun kombinasi karya-karya lama.
- Person : Memandang kreativitas dari segi ciri-ciri individu.
- Process : Menekankan bagaimana proses kreatif itu berlangsung sejak dari mulai tumbuh sampai perilaku kreatif .
- Presss : Menekankan pada pentingnya faktor-faktor yang men-dukung timbulnya kreativitas pada individu.
Jadi, kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dalam arti kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada.
- Pendekatan Terhadap Kreativitas
- Pendekatan Psikologis
Pendekatan Psikologis terdiri dari Thinking yang berarti merupakan berpikir rasional dan dapat diukur serta dikem-bangkan melalui latihan-latihan yang sadar; Feeling yaitu menunjuk pada suatu tingkat kesadaran yang melibatkan segi emosional; Sensing yang berarti menunjuk pada suatu keadaan dimana dengan bakat yang ada diciptakan suatu produk baru; dan Intuiting yang berarti menuntut adanya suatu tingkat kesadaran yang tinggi.
- Pendekatan Sosiologis
Pendekatan sosiologis terdiri dari tersedia-nya sarana kebudaya-an, keterbukaan cara berpikir, keleluasa-an media kebudaya-an, adanya toleransi divergen, dan adanya penghargaan prestasi.
- Perkembangan Kreativitas
- Tahap sensoris-motoris
- Tahap pra-operasional
- Tahap operasional konkret
- Tahap operasional formal
- Tahap-tahap Kreativitas
- Tahap Persiapan
- Tahap Inkubasi
- Tahap Iluminasi
- Tahap Verifikasi
- Karakteristik Kreativitas
Menurut Clark (2003) karakteristik kreativitas adalah sebagai berikut:
- Memiliki disiplin diri yang tinggi
- Memiliki kemandirian yang tinggi
- Cenderung sering menetang otoritas
- Memiliki rasa humor
- Mampu menekan tekanan kelompok
- Lebih mampu menyesuaikan diri
- Senang berpetualang
- Toleran terhadap ambiguitas
- Kurang toleran terhadap hal-hal yang membosankan
- Menyukai hal-hal yang kompleks
- Kemampuan berpikir divergen yang tinggi
- Memiliki memori dan atensi yang baik
- Memiliki wawasan yang luas
- Mampu berpikir periodic
- Memerlukan situasi yang mendukung
- Sensitif terhadap lingkungan
- Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
- Memiliki nilai estetik yang tinggi
- Lebih bebas dalam mengembangkan integrase peran seksual.
- Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas
Utami Munandar mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah:
- Usia
- Tingkat pendidikan orang tua
- Tersedianya fasilitas
- Penggunaan waktu luang.
- Faktor-Faktor Yang Dapat Menghambat Perkembangan Kreativitas adalah:
- Adanya kebutuhan akan keberhasilan dan ketidakberanian dalam menanggung resiko
- Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
- Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, berimajinasi, dan penyelidikan
- Stereotip peran seks
- Diferensiasi antara bekerja dan bermain
- Otoritarianisme
- Tidak menghargai terhadap fantasi dan hayalan.
- Masalah yang Timbul Pada Anak Kreatif
- Pilihan karir yang tidak realistis
- Hubungan dengan guru dan teman sebaya
- Perkembangan yang tidak selaras
- Tiadanya tokoh-tokoh ideal.
- Upaya Membantu Perkembangan Kreativitas dan Implikasinya Bagi Pendidikan
- Menciptakan rasa aman terhadap anak
- Mengakui dan menghargai gagasan anak
- Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkomunikasikan dan mewujudkan gagasan
- Membantu anak memahami divergensi dalam berpikir dan bukan menghukumnya
- Memberikan peluang
- Memberikan informasi.
Keren tampilanya... 😃
BalasHapus